Untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai dalam mengenali kondisi atau gejala-gejala alam sebelum melakukan penanaman jahe, seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Kondisi Tanah Mengenali kondisi atau keadaan tanah sebelum melakukan penanaman adalah hal penting pertama yang harus dilakukan.
Ini dikarenakan tanah adalah media tanam jahe.
Sebagai media tanam tentu yang perlu diperhatikan adalah jenis tanahnya.
Karena tiap jenis tanah mempunyaí kandungan yang berbeda.
Berdasarkan pertímbangan agronomi, diperlukan lokasi dan jenis lahan yang sesuai untuk membudidayakan jahe.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan secara rinci syarat-syarat tanah yang baik untuk menanam jahe menurut Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto (2013:48-49) serta Rahmat Rukmana (200018), di antaranya: Tanah yang berada pada ketinggian antara 300-900 m dpl akan lebih mengoptimalkan pertumbuhan jahe.
Khusus untuk jahe besar, akan lebih baik apabila ditanam pada ketinggian 500-1.000 m dpl.
Tanah berjenis andosol, latosol, merah cokelat, atau perpaduan antara andosol dengan latosol merah cokelat merupakan jenis tanah yang baik untuk media tanam jahe.
Tanah andosol adalah tanah yang memiliki karakteristik solum tanah agak tebal, yaitu sekitar 1-2 m.
Memiliki ciri berwarna hitam, kelabu, hingga cokelat tua, serta bertekstur agak kasar karena mengandung pasir, debu, dan lempung (tanah liat).
Tanah andosol memiliki struktur tanah yang remah alias mudah hancur, gembur, memiliki pH antara 5,0-7,0, mengandung zat-zat organik, dan unsur hara tinggi mencapai 10.30 % .
Sedangkan tanah latosol memiliki karakteristik solum tanah setebal 1,5-10 m.
Tanah ini berwarna merah, cokelat, hingga kuning, memiliki tekstur liat, bersifat remah, dan gembur.
Walau tak sebanyak andosol, yaitu hanya sebanyak 3-10 % serta memiliki pH antara 4,5-6,5 .
Meski sedikit berbeda dengan tanah andosol, latosol tetap dapat menyuburkan apabila ditanami.
Selain tanah andosol dan latosol, Anda bisa juga menggunakan jenis tanah lain, yaitu tanah yang mengandung tanah liat atau lempung hingga yang mengandung lempung berpasir ( setidaknya dengan porsi 20 % pasir , 56 % debu , dan 24 % tanah liat ) dengan sistem pengairan yang baik dan pH tanah 6,874 Tanah yang sedikit terlindung atau terbuka, keduanya dapat menjadi pilihan.
.Pilih tanah yang remah sehingga mudah dihancurkan dan diolah.
Pastikan juga agar tanah memiliki kandungan humus atau zat zat organik yang banyak karena akan menjamin kesuburan tanaman jahe nantinya.
.Usahakan pilih tanahataulahan baruyang belum pernah ditanami Jika ingin tetap menggunakan lahan bekas, pastikan lahan O tersebut bukan bekas lahan menanam jahe karena dikhawatirkan adanya bakteri layu yang tertinggal yang dapat menyerang tanaman Anda.
Oleh sebab itu, Anda mesti melakukan sterilisasi lahan bekas dari segala macam gulma, bakteri, atau hama yang mungkin saja masih tertinggal.
Dengan mempersiapkan dan menentukan tanah secara tepat, maka persoalan pertama telah terpecahkan.
Kondisi Tanah Mengenali kondisi atau keadaan tanah sebelum melakukan penanaman adalah hal penting pertama yang harus dilakukan.
Ini dikarenakan tanah adalah media tanam jahe.
Sebagai media tanam tentu yang perlu diperhatikan adalah jenis tanahnya.
Karena tiap jenis tanah mempunyaí kandungan yang berbeda.
Pilih tanah yang remah sehingga mudah dihancurkan dan diolah
Tanaman sebagus apapun tidak akan tumbuh jika ditanam pada jenis tanah yang salah, Tugas Anda yang pertama adalah mencari tanah atau lahan yang jenisnya cocok ditanami jahe sehingga nantinya tanaman ini akan tumbuh optimal Dimulai dari menentukan lokasi yang sesuai untuk tumbuh kembang jahe, yaitu pada dataran rendah hingga tinggi dengar ketinggian maksimal mencapai 1.50o meter di atas permukaan laut.Berdasarkan pertímbangan agronomi, diperlukan lokasi dan jenis lahan yang sesuai untuk membudidayakan jahe.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan secara rinci syarat-syarat tanah yang baik untuk menanam jahe menurut Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto (2013:48-49) serta Rahmat Rukmana (200018), di antaranya: Tanah yang berada pada ketinggian antara 300-900 m dpl akan lebih mengoptimalkan pertumbuhan jahe.
Khusus untuk jahe besar, akan lebih baik apabila ditanam pada ketinggian 500-1.000 m dpl.
Tanah berjenis andosol, latosol, merah cokelat, atau perpaduan antara andosol dengan latosol merah cokelat merupakan jenis tanah yang baik untuk media tanam jahe.
Tanah andosol adalah tanah yang memiliki karakteristik solum tanah agak tebal, yaitu sekitar 1-2 m.
Memiliki ciri berwarna hitam, kelabu, hingga cokelat tua, serta bertekstur agak kasar karena mengandung pasir, debu, dan lempung (tanah liat).
Tanah andosol memiliki struktur tanah yang remah alias mudah hancur, gembur, memiliki pH antara 5,0-7,0, mengandung zat-zat organik, dan unsur hara tinggi mencapai 10.30 % .
Sedangkan tanah latosol memiliki karakteristik solum tanah setebal 1,5-10 m.
Tanah ini berwarna merah, cokelat, hingga kuning, memiliki tekstur liat, bersifat remah, dan gembur.
Sedangkan tanah latosol memiliki karakteristik solum tanah setebal 1,5-10 m.
Sama dengan andosol, tanah latosol juga seocrypt mengandung unsur hara dan zat-zat organik.Walau tak sebanyak andosol, yaitu hanya sebanyak 3-10 % serta memiliki pH antara 4,5-6,5 .
Meski sedikit berbeda dengan tanah andosol, latosol tetap dapat menyuburkan apabila ditanami.
Selain tanah andosol dan latosol, Anda bisa juga menggunakan jenis tanah lain, yaitu tanah yang mengandung tanah liat atau lempung hingga yang mengandung lempung berpasir ( setidaknya dengan porsi 20 % pasir , 56 % debu , dan 24 % tanah liat ) dengan sistem pengairan yang baik dan pH tanah 6,874 Tanah yang sedikit terlindung atau terbuka, keduanya dapat menjadi pilihan.
.Pilih tanah yang remah sehingga mudah dihancurkan dan diolah.
Pastikan juga agar tanah memiliki kandungan humus atau zat zat organik yang banyak karena akan menjamin kesuburan tanaman jahe nantinya.
.Usahakan pilih tanahataulahan baruyang belum pernah ditanami Jika ingin tetap menggunakan lahan bekas, pastikan lahan O tersebut bukan bekas lahan menanam jahe karena dikhawatirkan adanya bakteri layu yang tertinggal yang dapat menyerang tanaman Anda.
Oleh sebab itu, Anda mesti melakukan sterilisasi lahan bekas dari segala macam gulma, bakteri, atau hama yang mungkin saja masih tertinggal.
Dengan mempersiapkan dan menentukan tanah secara tepat, maka persoalan pertama telah terpecahkan.
Comments
Post a Comment